Senin, 04 Juni 2012

Tugas Akhir


Nama : WIKA PURI ASTUTI
NIM : 2009 112 070
Kelas : VI/B

CINTAKU PADAMU
Ibu.....
Kau yang melahirkanku
Merawatku hingga kecil sampai dewasa
Mendidikku hingga diriku telah dewasa
Ibu....
Bila aku sakit kau merawatku dengan penuh kasih sayang
Bila aku terjatuh kau mengobatiku dengan kasih sayang
Aku sayang engkau... Ibu
ibu..
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoaan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku.
ibu..
hanya doa yang bisa kupersembahkan untukmu
hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu..
Nama : WIKA PURI ASTUTI
NIM : 2009 112 070
Kelas : VI/B

TIGA SAHABAT
Kisah ini terjadi disebuah sekolah yang sangat terkenal bernama SMPN 1 Tunas Bangsa. Disana ada suatu persahabatan yang sangat erat yang bisa mereka sebut dengan 3BG.
Di ruangan kelas yang terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi terjadi suatu keributan, yang disebabkan salah satu anggota 3BG.

Aldi : Kenapa ya...., persahabatan 3BG kok sangat erat ? aku ingin persahabatan mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya ? (diam sambil memikir sesuatu)
Aldi : Ah…., aku curi saja dompetnya Andin, dan setelah itu aku Taruh saja di tasnya Aulia, Andin dan Audy pasti akan Akan menuduh Aulia.” Terlihat anggota 3BG masuk kedalam kelas tertawa-tawa.
Andin : ( sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat gelisah )
Audy : Ada apa Din, kok kayaknya gelisah banget ?
Andin : Aduh gimana nih, dompetku hilang.
Aulia : Kok bias hilang, mungkin ada di rumah kamu.
Andin : Nggak mungkin, tadi aku inget kok dompetku sudah Ku masukkan kedalam tasku.
(Tiba-tiba Aldi memotong pembicaraan mereka dengan lagak sok tahu)
Aldi : Aku tahu siapa yang mencuri dompet kamu.
Andin : Emangnya siapa Al ?
Aldi : Dia adalah sahabatmu sendiri yang bernama Aulia.
Audy : Nggak mungkinlah dia yang mencuri dompetku, kamu kok sok tahu banget sih.
Aldi : Ya sudah kalau kamu nggak percaya, kamu geledah tasnya Aulia.
Andin : Maafkan aku Lia, aku harus menggeledah tasmu untuk Membuktikan omong kosongnya Aldi.
Aulia : Ya sudahlah nggak apa ?” Andin dan Audy menggeledah tasnya Aulia dan beberapa lama kemudian dompet Andin ditemukan ditasnya Aulia.
Aldi : Tuhkan bener kataku, Aulia si miskin itu yang mencurinya.
Andin : Kamu kok tega sih Aulia, kalau kamu butuh uang kamu tinggal bilang sama kami, bukan begini caranya, selama kami selalu membantu kamu, tapi kamu kok tega banget.
Aulia : Tapi bukan aku yang mencurinya.
Aldi : Terus kamu tuduh aku yang mencurinya, jelas dompet Andin ada ditas kamukan?
Audy : Dasar, sudah dikasih hati malah minta jantung.
Andin : Mulai saat ini kamu tidak akan jadi sahabat kamu lagi.
Audy : Dasar kau anak miskin. ( sambil menampar pipi Aulia ) Mereka kemudian duduk ditempat mereka masing-masing
Aulia : Ya Allah, cobaan apa yang kau berikan pada persahabatan Kami, apa salah kami sehingga kau memberi cobaan ini, Ya Allah kembalikan persahabatan kami seperti dulu lagi.
Beberapa lama kemudian bel pulang berbunyi, Andin dan Audy pulang bersama tanpa Aulia. Diperjalanan pulang Andin menerima telpon dari Papanya yang berada diluar negeri.
Kring………kring…..kring….
Andin : Hallo assalamu alaikum, ada apa Pa, kok tumben telpon aku.
Papa : Waalaikum salam, Din Papa mau kasih kabar ke kamu, sebelumnya maafkan Papa, perusahaan Papa Disini bangkrut.
Andin : Apa Pa, bangkrut kok bias begitu ?
Papa : proyek yang Papa Buat mengelami rugi yang sangat besar, Jadi Papa harus menjual perusahaan Papa untuk membayar ganti rugi.
Andin : Jadi kita jatuh miskin Pa?
Papa : Begitulah, besok Papa dan Mama akan pulang ke Indonesia, dan kita harus cari kontrakan rumah, karena rumah kita akan di segel oleh bank.
Tiba-tiba Andin memutuskan telpon dengan rasa tidak percaya.
Andin : Ini nggak mungkin. ( sambil membanting HP nya)
Audy : Ada apa Din ?
Andin : Perusahaan Papaku bangkrut dan sekarang aku jatuh miskin.
Audy : Sabar ya.. Din, ini pasti bias kamu lewati kok.
Andin : Audy kamu adalah sahabat aku yang paling setia denganku, tolong jangan tinggalkan aku.
Audy : Ya… nggak mungkinlah aku ninggalin kamu, tidak seperti Aulia yang menghianati sahabatnya sendiri.
Andin : Terima kasih Audy. Tiba-tiba ada motor yang melaju kencang hingga menambrak Audy, untungnya saja Aulia menolong Audy.
Aulia : Awas Audy.( sambil berteriak dan mendorong Audy )
Audy : Kamu nggak apakan Aulia.
Aulia : Nggak aku nggak apa kok.
( Pengendara motor itu kemudian turun dari mobil )
Aldi : Kamu nggak apa kan Aulia.
Aulia, Andin, Audy : Aldi…..
Aldi : Maafkan aku yaaa, aku nggak sengaja.
Audy : Makanya kalau naik motor itu jangan kencang-kencang.
Aldi : Ya.. maafkan aku.
Andin : Ya.... sudahlah nggak apa.
Aldi : Din aku mau ngomong sesuatu sama kamu, tentang masalah tadi di kelas.
Andin : Emangnya ada apa Al.
Aldi : Sebenarnya yang mencuri dompet kamu itu bukan Aulia, melainkan aku.
Andin : Apa Aldi.
Aldi : Aku iri dengan persahabatan kalian yang sangat erat, makanya itu aku mencoba untuk merusak persahabatan kalian, sekali lagi maafkan aku.
Andin : Jadi bukan Aulia yang mencurinya ?
Audy : Jadi persahabatan kita bersatu lagi dong.
Andin : Bersahabatan kita akan selalu abadi sepanjang masa.
Aulia : Sampai akhir hayat menjemput kita, persahabatan ini Akan tetap bersatu... bersatu.
Andin : 3BG.
Audy : Three.
Aulia : Beautiful.
Andin : Girl.
( Sambil menujukkan tanda persahabatan mereka yang berupa cincin )
Aldi : Oke deh.
( Sambil mengacungkan jempol )
Akhirnya persahabatan mereka bersatu kembali, dan tidak ada yang memisahkan mereka sampai akhir hayat menjemput.
Nama : WIKA PURI ASTUTI
NIM : 2009 112 070
Kelas : VI/B

DOA ISTRI TUKANG GORENGAN

Pagi ini aku bangun seperti biasanya, jam empat subuh. Semua penghuni rumah masih terlelap dalam mimpi mereka. Kusiapkan sarapan dan bekal makan untuk anak-anak yang akan sekolah. Seperti hari-hari biasanya sesudah beres urusan di rumah, aku pergi ke pasar tradisional untuk belanja keperluan dagangan suamiku. Suamiku seorang tukang gorengan yang mangkal di dekat terminal angkot .
Pasar sudah buka sejak pagi buta. Para pedagang yang berjualan di area parkir angkot sibuk melayani para pembeli yang kebanyakan para bakul yang akan berbelanja untuk dijual lagi di rumahnya atau dijajakan keliling. Kebanyakan para pembeli memang kaum hawa. Area parkir ini sampai jam enam digunakan untuk tempat mangkal para penjual sayur, buah, makanan kecil, bumbu, dll.
Aku mulai mencari barang yang akan kubeli. Karena suamiku penjual gorengan, barang yang kubeli adalah minyak curah, tepung terigu, tepung tapioka untuk campuran tepung terigu agar rasa gorengan lebih renyah dan kemeriuk, toge, wortel, kubis, daun bawang, ubi jalar, pisang uli, singkong, dan tentu saja tahu-tempe.
Ini dia masalahnya. Sesudah aku berkeliling mencari bahan-bahan tadi ternyata semua barang harganya makin naik saja. Sementara itu uang modal kami tetap sama, tidak bertambah. Wadoohh, opo iki, rek? Semua barang kok mahal.
Harga semua barang naik terus karena harga minyak dunia makin mahal. Begitu kata orang-orang. Katanya lagi bahan makanan ikut-ikutan mahal karena pengaruh minyak dunia dan juga karena global warming. Katanya sekarang lingkungan hidup makin kacau karena itu tanaman pangan pun kena akibatnya. Kan sekarang lagi ngetren global warming. Katanya lagi segala bencana yang terjadi di muka bumi ini gara-gara satu kata asing itu. Dan yang jelas semuanya itu ulah manusia begitu katanya. Kalau global warming ya itu sih tak begitu kupahami, tetapi kalau kekacauan ini ulah manusia itu sih setuju sekali.
Jadi semua orang harus mulai memikirkan bumi ini dengan berbagai cara. Salah satunya memperhatikan polusi yang dibuat oleh kendaraan yang berbahan bakar yang asalnya dari fosil. Sisa bahan bakar dari kendaraan yang berupa asap itu mengandung CO. Katanya lagi, gas itu semua menguap ke udara sampai sangat jenuh. Lha yang menyebabkan bumi makin panas dan gonjang-ganjing iki sajane sopo? Kami ini kan hanya wong cilik pembuat gorengan saja. Kami ndak ngerti apa itu global warming, tetapi yang kami rasakan bahwa hidup semakin sulit. Jadinya yang dikatakan dalam suluk dalang waktu wayangan kok jadi kenyataan, ya? Bumi gonjang-ganjing.
Lha, kula niku naming wong cilik. Bojone tukang gorengan, yang ndak pernah baca koran. Paling dengar berita dari tv, kata mbak penyiar yang ayu-ayu itu, memang segala sesuatu lagi tidak seimbang. Nah, itu dia akibat dari semua itu menimpa kami, keluarga tukang gorengan. Tentu saja aku tidak sendirian, itu sudah lama kutahu. Kami, wong cilik ini menjadi korban pertama dari semua situasi ini.
Tapi, yang mengherankan para penggede itu kok sepertinya tidak menyadari, apa lagi peduli pada keadaan ini. Mereka masih asyik dengan mainan masing-masing yang menghabiskan milyaran rupiah. Itu kata Mas Wahyu, mahasiswa yang jadi aktivis di kampusnya. Mas Wayu itu suka beli gorengan buatan suamiku tiap pagi sebelum kuliah.
Kalau menurut Mbak Ine, karyawati di sebuah pabrik benang, katanya memang kedaan negri kita tercinta itu sudah akut. Seperti lingkaran setan gitu katanya. Waduh, kok, ya menjadi tambah serem, ya? Tapi, walaupun tanah air kacau dan bumi makin panas pun, tukang gorengan seperti suamiku itu sangat dibutuhkan. Kenapa? Lha, semua orang dari kalangan dan kelas sosial apa pun suka gorengan, je! Mungkin aku ini ge-er karena bojone tukang gorengan. Tapi kenyataannya memang begitu kan? Coba siapa yang belum pernah makan gorengan di tanah air tercinta ini? Tukang gorengan itu setiap saat dibutuhkan. Pagi, siang, sore, bahkan malam hari pun masih ada yang mencari gorengan.
Nah, karena itu aku bingung, kok belanja ngubek-ngubek pasar Serpong, kok semuanya mahal. Aduh, alamat diprotes langganan ini namanya. Padahal, buruh pabrik benang itu sarapannya makan gorengan. Nanti makan siang lauknya juga gorengan. Belum lagi pelajar SMP-SMA yang naik angkot juga suka beli gorengan untuk ngemil sambil bercengkarama dengan temannya. Bahkan, ibu-ibu yang bekerja di kantor dekat suamiku mangkal itu, kalau istirahat suka borong gorengan. Bagaimana jadinya nanti. Padahal lagi, tempe tahu itu makanan favorit lho! Kata Bu Dokter di Puskesmas dekat kontrakanku, katanya sumber gizi masyarakat yang murah dan sehat. Tapi sekarang akan berubah. Waduhhh….
Karena sudah sudah siang, akhirnya kuputuskan untuk pulang ke rumah dengan belanja seadanya sesuai uang modal belanja. Kasihan Mas Karmin, akan diprotes langganannya karena harga gorengan tambah mahal. Kasihan anak-anak, uang sekolahnya akan telat lagi. Kasihan si bungsu, susunya akan tambah diencerkan dengan ditambah air banyak-banyak. Kasihan Pak Haji, uang kontrakannya akan nunggak lagi. Wah… kok, gara-gara harga minyak dan gombal warming tadi jadinya merembet ke mana-mana, ya.
Mas Karmin sudah membereskan perangkatnya. Berangkat dengan gerobaknya. Siap mangkal dengan bahan ala kadarnya. Mas Karmin orangnya jujur. Tak mau meniru temannya yang suka mencampur minyak lama yang rupane wis ora karuan dengan minyak baru. Katanya biar ngirit. Prinsip Mas Karmin itu namanya curang. Yen curang kuwi ora apik. Temannya juga mencemplungkan plastik bekas bungkus minyak ke dalam mimyak yang panas. Katanya biar gorengannya kemeripik. Mas Karmin tak mau melakukannya karena itu ora becik, dosa, meracuni pangan, hukumnya dosa. Mas Karmin adalah tukang gorengan yang paling kukagumi. Dia lelaki jujur. Dan tentu saja dia suami yang baik. Bagiku dia adalah lelaki lelanang jagat.
Aku mengantarkan Mas Karmin sampai pintu gang. Kembali ke rumah petak kami untuk beres-beres. Ini kulakukan pada saat semua sudah beres, duduk di tikar dan bersandar di tembok sambil menyelonjorkan kaki. Si Bungsu sudah tidur, kedua kakaknya sekolah, Mas Karmin masih jualan, dan pekerjaan rumah sudah selesai. Dalam diamku aku melipat tangan dan matur kepada yang Maha Kuasa:
Gusti Allah, Yang Maha Murah,
Segala barang di pasar tak ada yang murah
Harga tak bersahabat lagi
Ya Allah, Engkau yang menciptakan alam raya
Yang kaya raya
Bantulah kami untuk bertahan dalam situasi sulit seperti ini
Untuk memperjuangkan hidup yang sudah Engkau beri
Meski semua barang harganya mahal, tapi biarlah iman kami tetap kuat
Dagangan Mas Karmin tetap bisa laku agar kami bisa melanjutkan kehidupan kami
Ingatkan kami selalu untuk selalu memelihara iman di antara harga tepung, minyak goreng, sayuran, dan kedelai yang kian naik.
Engkau memahami kesusahan ini
Mohon kekuatanmu untuk supaya kami bisa melalui ini semua dengan sesantiasa mengucap syukur.
Biarlah harapan menjadi kekuatan bagi kami untuk senantiasa berjuang dengan penuh semangat. Amin.
Dalam diam dan tanganku yang terkatup aku melebur bersama semesta untuk sampai kepada yang Maha Tinggi melepaskan segala beban. Doaku mengambang dalam udara yang beraroma pengap, menembusnya dan menggelepar untuk sampai pada tujuanya. Aku duduk, meski dalam pengap, aku selalu punya harapan bisa melalui satu hari saja tanpa rasa khawatir. Hari esok tak perlu terlalu dirisaukan, tetapi perlu dipikirkan. Karena yang aku tahu risau tak menyelesaikan kesusahan.
Semoga dagangan Mas Karmin bisa cepat laku. Hari ini biar dia bisa cepat pulang dan istirahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar