Kamis, 05 April 2012

Karya Sastra 6.B

Nama : Rika Apriyanti

Tugas 1
Cermin

Cermin itu tlah buram...
tak lagi terpantul senyumku disana..
tak lagi mengisahkan sedih tawaku..
buram dan hitam..
walau dengan sejuta cahaya..
takkan mengembalikan jernihmu
apa yang sanggup ku ceritakan lagi..
apa lagi keluh kesah yang kan kusampaikan..
kau tak lagi mampu menjadi cermin

Tugas II
Untuk Cinta

Aku takkan pernah mampu untuk berjanji
Menemani harimu hingga esok hari
Tapi jika kau terima, biarkan aku mencintaimu
Hari ini saja… dengan semua cinta yang kupunya

Aku bukanlah pengabulan dari doamu
di malam saat bintang jatuh
Tapi jika kau mau, aku dapat menjadi bintang
yang menerangi keindahanmu setiap malam

Aku takkan s’lalu bisa membahagiakan hati
Tak luput salah, mungkin ku juga menyakiti
Tapi jika kau ikhlas, cintaku takkan berbatas
Meski terkadang sakitimu, itu aku khilaf

Tugas III
Bangunlah Ibu Pertiwiku

Kami saksikan suasana luka lara
menerpa Ibu Pertiwi
Kami tak habis pikir
Apa gerangan engkau bersedih
Mengapa keadaanmu begitu mengkhawatirkan
begitu mencemaskan

Kami tahu kami begitu durhaka
... Tak pernah berbakti kepadamu
Kerusakan, perpecahan, pertikaian,banyak kami lakukan

Dan hanyalah maaf yang dapat kami pinta
Selagi engkau masih mau menerima
Di hati kami tak ada bisikan selain minta maaf ,
dan menyaksikan engkau bangun
melawan keruntuhan itu
Nama : Hulfiati
Tugas I
Sendiri
Sendiri ku disini
Bukan yang aku mau
Rasa sayang, cinta dan benci
Telah melebur menjadi
Sebuah kenangan
    Kenangan pahit buat ku
    Kau yang tak pernah tahu
    Apa artinya ku disini
    Tanpamu
    Bagai jasad
    Tanpa nyawa . .
Terpaku, membisu tanpa
Kamu yang mengisi indah
Hariku . .
Satu yang aku sesali
Mengapa kita dipertemukan
Dan menjalin cinta
Kalau cuma sesaat
Lalu kita menderita
    Sayang suatu saat nanti
    Ku pasti merindu dengan hal - hal bodoh
    yang pernah kita lakukan . .
Hanya penyesalan yang ada
dibenakku . .

Tugas II
Pembalasan
Kesombonganmu meranjai dirimu
Kau berdiri dengan gagahnya
Dan menghina mereka
Dengan mulut tajammu
Apakah kau pernah berfikir
Dengan sifatmu
    Aku masih ingat
    Penghinaan terakhirmu kepadaku
    Itu sangta sakit
Dulu aku memujamu
Kau bagaikan angin sejuk
Sebelum aku mengenal kebusukkanmu
Tapi sekarang
Kau . . ya kau
Perlahan - lahan
Menderu dan menerjangku bagai angin
Puting beliung
    Ingat kau yang berdiri tegak disana
    Roda kehidupan ini berputar
    Mata mereka tidak selamanua tidur
    Suatu saat mereka akan sadar dan mulai menjauhimu
    Dan aku akan tertawa
    atas keterpurukanmu .

Tugas III
Yang Terindah

Kau memberiku cahaya kecil
Di sela - sela kegelapan
Untuk meneranggi jalanku
Memberi sebuah keyakinan
Untuk bisa melangkah
Menembus lorong yang kau sinari

    Walau dalam penelusuran itu
    Aku sering terjatuh
    Sejenak untuk melepas lelah
    Tapi cahayamu
    Memberiku harapan menuntutku
    Untuk keluar dari lorong itu
Dan menggemggam tanganku
Untuk melihat cakrawala yang indah
Bersama senyummu . .



















Karya Sastra 6.B

Nama : Rika Apriyanti

Tugas 1
Cermin

Cermin itu tlah buram...
tak lagi terpantul senyumku disana..
tak lagi mengisahkan sedih tawaku..
buram dan hitam..
walau dengan sejuta cahaya..
takkan mengembalikan jernihmu
apa yang sanggup ku ceritakan lagi..
apa lagi keluh kesah yang kan kusampaikan..
kau tak lagi mampu menjadi cermin

Tugas II
Untuk Cinta

Aku takkan pernah mampu untuk berjanji
Menemani harimu hingga esok hari
Tapi jika kau terima, biarkan aku mencintaimu
Hari ini saja… dengan semua cinta yang kupunya

Aku bukanlah pengabulan dari doamu
di malam saat bintang jatuh
Tapi jika kau mau, aku dapat menjadi bintang
yang menerangi keindahanmu setiap malam

Aku takkan s’lalu bisa membahagiakan hati
Tak luput salah, mungkin ku juga menyakiti
Tapi jika kau ikhlas, cintaku takkan berbatas
Meski terkadang sakitimu, itu aku khilaf

Tugas III
Bangunlah Ibu Pertiwiku

Kami saksikan suasana luka lara
menerpa Ibu Pertiwi
Kami tak habis pikir
Apa gerangan engkau bersedih
Mengapa keadaanmu begitu mengkhawatirkan
begitu mencemaskan

Kami tahu kami begitu durhaka
... Tak pernah berbakti kepadamu
Kerusakan, perpecahan, pertikaian,banyak kami lakukan

Dan hanyalah maaf yang dapat kami pinta
Selagi engkau masih mau menerima
Di hati kami tak ada bisikan selain minta maaf ,
dan menyaksikan engkau bangun
melawan keruntuhan itu
Nama : Hulfiati
Tugas I
Sendiri
Sendiri ku disini
Bukan yang aku mau
Rasa sayang, cinta dan benci
Telah melebur menjadi
Sebuah kenangan
    Kenangan pahit buat ku
    Kau yang tak pernah tahu
    Apa artinya ku disini
    Tanpamu
    Bagai jasad
    Tanpa nyawa . .
Terpaku, membisu tanpa
Kamu yang mengisi indah
Hariku . .
Satu yang aku sesali
Mengapa kita dipertemukan
Dan menjalin cinta
Kalau cuma sesaat
Lalu kita menderita
    Sayang suatu saat nanti
    Ku pasti merindu dengan hal - hal bodoh
    yang pernah kita lakukan . .
Hanya penyesalan yang ada
dibenakku . .

Tugas II
Pembalasan
Kesombonganmu meranjai dirimu
Kau berdiri dengan gagahnya
Dan menghina mereka
Dengan mulut tajammu
Apakah kau pernah berfikir
Dengan sifatmu
    Aku masih ingat
    Penghinaan terakhirmu kepadaku
    Itu sangta sakit
Dulu aku memujamu
Kau bagaikan angin sejuk
Sebelum aku mengenal kebusukkanmu
Tapi sekarang
Kau . . ya kau
Perlahan - lahan
Menderu dan menerjangku bagai angin
Puting beliung
    Ingat kau yang berdiri tegak disana
    Roda kehidupan ini berputar
    Mata mereka tidak selamanua tidur
    Suatu saat mereka akan sadar dan mulai menjauhimu
    Dan aku akan tertawa
    atas keterpurukanmu .

Tugas III
Yang Terindah

Kau memberiku cahaya kecil
Di sela - sela kegelapan
Untuk meneranggi jalanku
Memberi sebuah keyakinan
Untuk bisa melangkah
Menembus lorong yang kau sinari

    Walau dalam penelusuran itu
    Aku sering terjatuh
    Sejenak untuk melepas lelah
    Tapi cahayamu
    Memberiku harapan menuntutku
    Untuk keluar dari lorong itu
Dan menggemggam tanganku
Untuk melihat cakrawala yang indah
Bersama senyummu . .



















Karya Sastra 6.B

Nama : Rika Apriyanti

Tugas 1
Cermin

Cermin itu tlah buram...
tak lagi terpantul senyumku disana..
tak lagi mengisahkan sedih tawaku..
buram dan hitam..
walau dengan sejuta cahaya..
takkan mengembalikan jernihmu
apa yang sanggup ku ceritakan lagi..
apa lagi keluh kesah yang kan kusampaikan..
kau tak lagi mampu menjadi cermin

Tugas II
Untuk Cinta

Aku takkan pernah mampu untuk berjanji
Menemani harimu hingga esok hari
Tapi jika kau terima, biarkan aku mencintaimu
Hari ini saja… dengan semua cinta yang kupunya

Aku bukanlah pengabulan dari doamu
di malam saat bintang jatuh
Tapi jika kau mau, aku dapat menjadi bintang
yang menerangi keindahanmu setiap malam

Aku takkan s’lalu bisa membahagiakan hati
Tak luput salah, mungkin ku juga menyakiti
Tapi jika kau ikhlas, cintaku takkan berbatas
Meski terkadang sakitimu, itu aku khilaf

Tugas III
Bangunlah Ibu Pertiwiku

Kami saksikan suasana luka lara
menerpa Ibu Pertiwi
Kami tak habis pikir
Apa gerangan engkau bersedih
Mengapa keadaanmu begitu mengkhawatirkan
begitu mencemaskan

Kami tahu kami begitu durhaka
... Tak pernah berbakti kepadamu
Kerusakan, perpecahan, pertikaian,banyak kami lakukan

Dan hanyalah maaf yang dapat kami pinta
Selagi engkau masih mau menerima
Di hati kami tak ada bisikan selain minta maaf ,
dan menyaksikan engkau bangun
melawan keruntuhan itu
Nama : Hulfiati
Tugas I
Sendiri
Sendiri ku disini
Bukan yang aku mau
Rasa sayang, cinta dan benci
Telah melebur menjadi
Sebuah kenangan
    Kenangan pahit buat ku
    Kau yang tak pernah tahu
    Apa artinya ku disini
    Tanpamu
    Bagai jasad
    Tanpa nyawa . .
Terpaku, membisu tanpa
Kamu yang mengisi indah
Hariku . .
Satu yang aku sesali
Mengapa kita dipertemukan
Dan menjalin cinta
Kalau cuma sesaat
Lalu kita menderita
    Sayang suatu saat nanti
    Ku pasti merindu dengan hal - hal bodoh
    yang pernah kita lakukan . .
Hanya penyesalan yang ada
dibenakku . .

Tugas II
Pembalasan
Kesombonganmu meranjai dirimu
Kau berdiri dengan gagahnya
Dan menghina mereka
Dengan mulut tajammu
Apakah kau pernah berfikir
Dengan sifatmu
    Aku masih ingat
    Penghinaan terakhirmu kepadaku
    Itu sangta sakit
Dulu aku memujamu
Kau bagaikan angin sejuk
Sebelum aku mengenal kebusukkanmu
Tapi sekarang
Kau . . ya kau
Perlahan - lahan
Menderu dan menerjangku bagai angin
Puting beliung
    Ingat kau yang berdiri tegak disana
    Roda kehidupan ini berputar
    Mata mereka tidak selamanua tidur
    Suatu saat mereka akan sadar dan mulai menjauhimu
    Dan aku akan tertawa
    atas keterpurukanmu .

Tugas III
Yang Terindah

Kau memberiku cahaya kecil
Di sela - sela kegelapan
Untuk meneranggi jalanku
Memberi sebuah keyakinan
Untuk bisa melangkah
Menembus lorong yang kau sinari

    Walau dalam penelusuran itu
    Aku sering terjatuh
    Sejenak untuk melepas lelah
    Tapi cahayamu
    Memberiku harapan menuntutku
    Untuk keluar dari lorong itu
Dan menggemggam tanganku
Untuk melihat cakrawala yang indah
Bersama senyummu . .



















Rabu, 04 April 2012

emansipasi wanita



Puisi 4 (Kelas : 6.b)
Nama : Elya Sumarni (2009112074)

Ibu
Wahai kau pelita hidupku
Kau begitu mulia
Derajatmu bagaikan menara monas
Aku tak bisa tuk menggapainya
            Pengorbananmu yang tak kunjung berhenti
            Balas jasamu yang tak terhingga
            Budi pekertimu yang begitu agung
            Kau tak pernah menggeluh
Kau berikan contoh tauladan kepada anak – anakmu
Kau berjuang tanpa henti
Ibu terima kasih atas pengorbananmu
Kau menjadi inspirasi wanita untuk dijadikan contoh
Doaku semoga kau selalu bahagia


Nama : Syafana Afriyanti (2009112251)

Wanita Pencari Nafkah
Engkau hilir mudik
Tanpa memikirkan teriknya matahari
Hanya untuk mencari sesuap nasi
            Tubuh kurus kering
            Penuh dengan butiran – butiran keringat
            Mengalir dengan arus kulitnya
            Yang penuh dengan garis – garis keriput
Siang malam
Tak jadi halangan bagimu
Hujan selalu datang menghampirimu
Tapi tak kau hiraukan
            Engkau seorang wanita pencari nafkah
            Yang bisa menjadi inspirasi para wanita
            Untuk selalu berjuang dan berjuang

Nama : Sulistina (2009112052)

Pahlawan wanita “R.A.KARTINI”
Sosok mu takkan ku lupa
Kan ku kenang selama hidupku
Kau sang pejuang kaummu
Kemuliaan dan kecerdasanmu
Kau gunakan dengan baik
Untuk membela bangsamu
            Tanpamu mungkin wanita Indonesia masih bodoh
            Tanpamu mungkin wanita Indonesia masih
            Terlintas oleh penjajah
            Tanpamu mungkin wanita Indonesia
            Tidak merdeka
Engkaulah penggerak kaummu
Penyemangat tuk bangkit dari penjajahan
Sosokmu amatlah berjasa
Tuk kaummu, bangsa dan Negara
            Engkaulah pahlawan bangsa R.A.Kartini
            Kan ku kenang selama hidupku

Nama : Marissa (2009112051)

Ibuku semangatku
Ibu . . .
Orang yang telah
Mengandung selama 9 bulan 10 hari
Membawa beban berat selama waktu itu
Kemudian melahirkan dan membesarkanku
Tapi ibu tiada pernah mengeluh
Ia tetap sabar, tetap semangat dalam
Menjalani keseharian hidupnya
            Ibu . . .
            Engkau adalah seseorang wanita
            Yang selalu tulus dan ikhlas menyayangiku
            Dari aku lahir hingga aku menjadi sekarang ini
Ibu . . .
Ku ingin semangat yang selama ini selalu
Menguatkanmu
Ingin ku jadikan sebagai semangat dan inspirsiku
Dalam menjalani kehidupan ini
Agar kehidupan ku yang kedepannya nanti
Aku bisa kuat dan tabah serta tegar
Seperti dirimu, oh ibu
Balas jasamu tak akan aku lupakan