Nama :
Marissa
Nim :
2009112051
Kelas :
6B
cerpen
Cintaku di Provinsi Sebelah
"abii sayang bunda,," Yaa,
kata-kata itu menjadi kata-kata yang paten di dengar oleh Chika setiap harinya.
Kenapa nggak, soalnya ada Revan yang setiap hari selalu mendendangkan kata-kata
itu dengan fasih dari bibirnya yang manis itu, hhehe .
Revan dan Chika emang ada hubungan special sejak revan
ngungkapin isi hatinya ke Chika. Hubungan mereka penuh dengan godaan, tapi
mereka tetap kuat dan selalu berusaha untuk tetap melalui semuanya
bersama-sama.
Perkenalan: Chika punya sahabat dekat, namanya Aiik,
dan Aiik lah yang ngenalin Chika sama Revan. Umur Revan dan Chika nggak terpaut
jauh, mereka cuma beda satu tahun. Pada dasarnya Revan dan Chika punya latar
belakang yang sama, dan hal inilah yang membuat mereka merasa kalau mereka tuuh
'sama'.
Orang tua Chika telah berpisah sejak Chika duduk
dibangku kelas 6 sd. Begitu pula dengan Revan, orang tua Revan juga telah
berpisah, bedanya itu terjadi ketika Revan sudah duduk dibangku kelas 10 SMA,
tidak lama setelah Revan kenal Chika.
Saat itu Chika memang menjadi satu-satunya orang yang
selalu ngasih semangat buat Revan. Agar Revan nggak terlalu sedih dan ngerasa
sendiri gara-gara hal itu. Soalnya Chika udah tau gimana rasanya kalau ada
diposisi Revan. Chika terus yakinin Revan kalau semuanya belum berakhir sampai
disitu dan Revan harus tetap semangat, Revan harus bisa tunjukin ke orang tua
Revan, kalau hal itu nggak ngebuat hidup Revan berubah dan Revan akan tetep
jadi Revan, Revan yang lucu, konyol, nyebelin, tapi nyenengin, hhehe.
Revan jadi sering cerita-cerita ke Chika, bahkan
setiap hari. Dari situlah pepatah jawa dibuktikan -witing trisno jalaran songko
kulino- . Mereka jadi deket, tambah deket, dan semakin deket.
3 bulan setelah itu Revan nembak Chika, tapi Chika
selalu pura-pura cuek dan tak menghiraukan perkataan Revan. Chika cuma pengen
tau aja, Revan serius apa nggak. Soalnya yang Chika tau Revan tuh playboy,
banyak ceweknya.
Chika nggak langsung nerima sii Revan buat jadi
guardian angelnya. Chika masih selalu cuek dan selalu mengalihkan pembicaraan
ketika gaya bahasa Revan sudah mengarah pada pokok bahasan -cinta-. Beruntung,
selalu ada aja alasan yang terlontar dari mulut chika buat ngeles, hhehe .
Sampai pada suatu hari ..
"Chika,,jangan pernah ningalin Revan sendirian
yaah, Revan nggak mau Chika ngejauh dari Revan"
"Chika, kalau Revan punya salah sama Chika, maafin Revan yaah, Revan nggak mau kalau Chika jadi benci sama Revan"
"Chika, kalau Revan punya salah sama Chika, maafin Revan yaah, Revan nggak mau kalau Chika jadi benci sama Revan"
Revan minta ke Chika supaya jangan ninggalin Revan
sendiri, dan Revan pun terus-terusan minta maaf pada Chika. Sehari bisa
berkali-kali kata-kata seperti itu di dengar Chika. Otomatis Chika bingung dan
takut dong. Ada apa dengan Revan?
Dan malam itu Revan bilang ke Chika kalau dia harus
ikut bundanya pindah ke Jepara, Jawa Tengah. Sontak Chika langsung kaget, air
matanya pun jatuh bercucuran, ga bisa dibendung. Kalian tau kenapa Chika
nangis?
Yaa .... Jawabnya karena Chika masih belum
mengutarakan isi hatinya kepada Revan. Chika kan masih belum jawab pertanyaan
Revan. Di lain pihak Revan juga ikut sedih karena harus menerima kenyataan itu.
Dia harus beranjak dari kota Malang dan membiarkan little angelnya sendirian.
Selain itu dia juga belum menemukan jawaban atas semua yang telah dia ungkapkan
kepada Chika.
"Revan janji, Revan akan selalu inget sama Chika,
Revan ga akan ngebiarin Chika sendiri, Revan akan selalu ada buat Chika,
walaupun sebatas nemenin Chika sms-an mungkin. Chika jangan nangis dooongg,
Revan pasti balik kok, ntar revan pasti nyariin rumah e Chika, Revan akan
tunjukin, Revan bisa nemuin rumah e Chika dimana, Revan janji"
Kata-kata itu mampu banget buat Chika tetep yakin dan
percaya sama Revan. Chika bakalan nungguin Revan balik dan nepatin janjinya ke
Chika. Revan bilang kalau dia pasti akan nyariin rumahnya Chika karena dari
awal Chika kenal sama Revan, Chika nggak pernah ngajak revan ke rumahnya,
tujuannya siih biar Chika tahu seberapa besar siih niat Revan sama Chika. Kalau
Revan emang bener-bener mau nyariin rumahnya Chika dimana berarti Revan emang
bener-bener niat.
Sejak saat itu, Chika jadi begitu takut kehilangan
Revan, Chika baru sadar ketika Revan udah jauh dari Chika, Chika sadar kalau
keberadaan Revan dalam hidup Chika begitu penting, seperti tak dapat
tergantikan. Chika pun mulai tak punya alasan-alasan lagi buat ngeles kalau
Revan lagi bahas soal isi hatinya. Hingga akhirnya Chika ngasih syarat ke Revan.
"Chika akan ngasih jawaban ke Revan, tapi ada
syaratnya"
"iiyah, apa itu, Chik ?" jawab Revan.
"Revan harus bisa nunjukin ke Chika kalau Revan
bener-bener tulus sayang sama Chika, Revan harus bisa tunjukin kalau Revan
emang bener-bener pengen jadi seseorang yang bisa jagain hati Chika, ntar
tanggal 04-07-10 Revan akan dapet jawaban dari Chika, soo kurang lebih Revan masih
punya waktu satu bulan kan?"
"yaaahhh,, Chikaaaa, kok lama amat siih,? lagian
kenapa musti tanggal itu coba?"
"coba deeh kamu jumlah tanggal ma bulannya”
"coba deeh kamu jumlah tanggal ma bulannya”
"sebelas , chik jumlahnya . terus kenapa ?"
"dasar Revan lemoodt, sebelas kan bulan lahir
kita, bulan November"
"hhehe, lemodt-lemodt gini banyak yang suka kok
:-p okke deehh Revan tungguin tanggal iu , Revan akan buktiin ke Chika kalau
Revan mampu buat jadi Revan yang Chika pengen"
"yee,, pede amat lu nyiing,, okkee Chika tunggu
:-p"
Sejak saat itu Revan terus berusaha dengan keras
supaya Revan bisa bener-bener nunjukin ke Chika kalau dia serius. Pertama, dia
mau nunjukin ke Chika kalau dia tuuh nggak se-playboy yang Chika kira, terus
Revan akan tunjukin kalau Revan sayang sama Chika dengan tulus, dan nggak
pengen maenin Chika.
1 bulan telah berlalu
Nggak terasa, udah tanggal 03-07-10 berarti besoknya
Revan akan mendapat jawaban dari little angelnya. Di sela-sela pembicaraan
mereka, Revan tiba-tiba nyeletuk.
"hmmm,, ga sabar niih nunggu besok, jawabnya jam
13.00 aja yaah"
"emang besok mau ngapain, jawab apa? ada apaan
emang?" ( Chika belaga bego )
"aduuuhh,, masakk lupa seeh, besok tuuh udah
tanggal 04-07-10"
"iiyyaaa, emang. terus kenapa sama tanggal
itu?"
"aaarrgghhkk,, Chika kan janji mau jawab pertanyaan
Revan pada hari itu,, yakpa e?"
"pertanyaan Revan? pertanyaan yang mana emang? Revan kan suka banyak nanya ke Chika"
"yaellaaaahh Chika,, masak Revan musti ulang pertanyaannya lagii seeh?"
"pertanyaan Revan? pertanyaan yang mana emang? Revan kan suka banyak nanya ke Chika"
"yaellaaaahh Chika,, masak Revan musti ulang pertanyaannya lagii seeh?"
Cintaku di Provinsi Sebelah
"aduuuhh Revan,, beneran deehh, nanya apa
emang?"
"Chika mau nggak lebih dari sahabatan ma Revan?
Revan sayang sama Chika"
"wwweeww?? masak dijawab sekarang siih?? besok
ajj doongg, nyiing. hhahaa"
"waahhh, Chika ngerjain Revan yaaahh?? nakal kamu, pakek pura-pura lupa segala"
"hhaha, biariin, weekk :-p"
"waahhh, Chika ngerjain Revan yaaahh?? nakal kamu, pakek pura-pura lupa segala"
"hhaha, biariin, weekk :-p"
"yee,, melet-melet, tak cubiit lhoo pipimu
ntar"
"yaa Chika cubiit balik dongg , :-p"
"iyah deeh iyah, jadii gimana neeh Chika mau
nggak? Revan deg-deg an neeh"
"hhahaa, nyiing-nyiing alayy deeehh, pkoknya
jawab e besok aja, weeekk :-p ehh,nyiing kenapa mustii jam 13.00 siih jawabnya?”
"hhehe,, biar 3 semua dunk Chik, 10 dikurangi 7
kan 3, terus 7 dikurangi 4 kan juga 3, jadi jawabnya harus jam 13.00 biar nanti
13 dikurangi 3 kan 10, nyambung nggak Chik?"
"oowwww,, eaa.eaa,, hhahahaa,, ada-ada aja luu
nyiing"
Persahabatan mereka begitu indah, sampai-sampai Chika
begitu terlarut. Begitu pula dengan Revan. Dan salah satu hal yang buat Chika
ragu nerima Revan adalah, Chika takut kalau Chika akan kehilangan sahabat yang
sebaik Revan. Chika nggak mau persahabatan mereka jadi hancur gitu aja nantinya
kalau diantara mereka ada satu ikatan yang lebih dari sekedar sahabat.
Pagi itu Revan udah berkali-kali ingetin Chika soal
waktu jawab pertanyaannya Revan. Chika siih enteng-enteng aja, tapi Revannya
yang terlanjur alay, uda deg-deg an dari hari-hari sebelumnya.
Uda jam 12.00, Revan bilang ke Chika, kalau Revan udah siap nerima semua keputusan Chika, walaupun itu buat Revan jadi sedih dan kecewa tapi Revan tetap berharap semua yang terbaik yang akan jadi jawaban dari Chika buat Revan.
Uda jam 12.00, Revan bilang ke Chika, kalau Revan udah siap nerima semua keputusan Chika, walaupun itu buat Revan jadi sedih dan kecewa tapi Revan tetap berharap semua yang terbaik yang akan jadi jawaban dari Chika buat Revan.
jam 13.00
"Revan, Chika titipin hati Chika ke Revan yaa,
jagain baek-baek, jangan lupa kasih makan, hhehe ,, :-) "
Sontak Revan langsung teriak kegirangan dan
jingkrak-jingkrak sampai-sampai tak
menghiraukan Chika yang nunggu kata-kata dari Revan,
lama banget lagi jingkrak-jingkraknya.
JRevan kayak gitu soalnya apa yang udah lama dia impikan akhirnya jadi kenyataan. Yaaa,, jadi guardian angelnya sii Chika
JRevan kayak gitu soalnya apa yang udah lama dia impikan akhirnya jadi kenyataan. Yaaa,, jadi guardian angelnya sii Chika
Nama :
Marissa
Nim :
2009112051
Kelas :
6B
Naskah Drama:
"REFLEKSI KEHIDUPAN REMAJA"
SCENE 01
Music Instrument…
Kristin tengah duduk merenung di sebuah bangku.
Beberapa saat kemudian Rena yang hendak ke ibadah pertemuan remaja lewat.
Rena:
Kristin sedang apa kamu di sini?
Kristin sedang apa kamu di sini?
Kristin:
Hanya duduk saja.
Hanya duduk saja.
Rena:
Kamu nggak ikut ibadah?
Kamu nggak ikut ibadah?
Kristin:
(menggeleng)
(menggeleng)
Rena:
Kenapa?
Kenapa?
Kristin:
Kamu tau sendiri kan keadaan keluargaku, juga apa yang aku pakai sehari-hari. Tidak mungkin kan saya ke ibadah dengan baju yang itu itu saja. Saya akan jadi bahan tertawaan teman-teman yang lain. Mereka itu selalu memperhatikan orang lain dari kepala sampai kaki
Kamu tau sendiri kan keadaan keluargaku, juga apa yang aku pakai sehari-hari. Tidak mungkin kan saya ke ibadah dengan baju yang itu itu saja. Saya akan jadi bahan tertawaan teman-teman yang lain. Mereka itu selalu memperhatikan orang lain dari kepala sampai kaki
Rena:
Kamu jangan perdulikan mereka. Mereka itu ke ibadah hanya untuk pamer. Hati mereka tidak pada situasi ibadah. Kamu ganti baju aja. Aku tunggu di sini.
Kamu jangan perdulikan mereka. Mereka itu ke ibadah hanya untuk pamer. Hati mereka tidak pada situasi ibadah. Kamu ganti baju aja. Aku tunggu di sini.
Kristin:
Sudahlah Na. Sebaiknya kamu pergi saja. Kali ini aku ijin dulu.
Sudahlah Na. Sebaiknya kamu pergi saja. Kali ini aku ijin dulu.
Rena:
Baiklah, tapi lain kali kita berangkat sama-sama.
Baiklah, tapi lain kali kita berangkat sama-sama.
Saya pergi dulu yah… Rena pun
pergi berangkat ke lokasi ibadah. Sedangkan Kristin pulang ke rumahnya.
SCENE 02
Di rumah, Kristin duduk merenung. Mamanya masuk
membawa sepiring pisang goreng.
Mama:(ceria)
Eee… anak mama lagi melamun. Ini mama buatin pisang goreng. Ayo dimakan mumpung masih panas. Kalo udah dingin kamu pasti udah gak mau.
Mama:(ceria)
Eee… anak mama lagi melamun. Ini mama buatin pisang goreng. Ayo dimakan mumpung masih panas. Kalo udah dingin kamu pasti udah gak mau.
Kristin:
Ma, kenapa yah hidup kita seperti ini. Tidak seperti yang lain serba berkecukupan.
Ma, kenapa yah hidup kita seperti ini. Tidak seperti yang lain serba berkecukupan.
Mama:
Lho, kok anak mama bicaranya seperti itu.
Lho, kok anak mama bicaranya seperti itu.
Kristin:
Ma, sebentar lagi udah mau tahun baru. Aku bosan ma hidup seperti ini. Di sekolah, di tempat ibadah, bahkan di tempat bermain pun aku jadi bahan tertawaan, cemooh dan aku merasa tersisih ma..
Ma, sebentar lagi udah mau tahun baru. Aku bosan ma hidup seperti ini. Di sekolah, di tempat ibadah, bahkan di tempat bermain pun aku jadi bahan tertawaan, cemooh dan aku merasa tersisih ma..
Mama:
Kristin kamu jangan berkata seperti itu. Tidak baik anakku. Mama tidak pernah mengajarkan kamu harus bersungut. Mama selalu mengajarkan agar kamu senantiasa bersyukur dengan keadaan kita seperti ini.
Kristin kamu jangan berkata seperti itu. Tidak baik anakku. Mama tidak pernah mengajarkan kamu harus bersungut. Mama selalu mengajarkan agar kamu senantiasa bersyukur dengan keadaan kita seperti ini.
Ayo nak.. makanlah pisang goreng ini sebelum dingin…
Kristin:
(menapik piring pisang goreng hingga jatuh kelantai)
Pisang goreng terus… pisang goreng terus…
Yang lain dong ma…
Aku bosan ma.
Aku bosaaaann..
(keluar)
Mama terkejut dengan sikap Kristin. Ia tak menyangka
adanya perubahan sikap pada anaknya. Wajahnya begitu sedih, tanpa terasa air
matanya keluar.
Satu persatu pisang goreng yang berserakan itu
dipungutnya.
Mama:
Tuhan, dosa apa yang telah hambamu perbuat.
Tuhan, dosa apa yang telah hambamu perbuat.
Cobaan apa lagi yang harus kuhadapi Tuhan…
Anakku… Dia yang sangat kucintai
Kumohon padaMU janganlah sekiranya murkamu menimpa
atas sungutnya
Ampuni dia Tuhan
Ampuni dia Tuhan
Ampuni dia Tuhan….
Rena datang dan sempat melihat situsai tersebut...
Rena:
Maaf tante..
Maaf tante..
Mama:
(terkejut, berusaha menyembunyikan kesedihan)
(terkejut, berusaha menyembunyikan kesedihan)
Rena, kamu sudah lama di situ.
Rena:
Nggak kok tante. Aku baru saja nyampe..
Nggak kok tante. Aku baru saja nyampe..
Tante, Kristinnya ada?
Mama:
Belum lama pergi Na. Tapi tante tidak tahu kemana. Ia pergi buru-buru.
Belum lama pergi Na. Tapi tante tidak tahu kemana. Ia pergi buru-buru.
Tante piker ia ke rumah kamu.
Rena:
Oh… kalau begitu Rena pergi tante.
Oh… kalau begitu Rena pergi tante.
Mama:
Iya. Hati-hati di jalan ya…
Iya. Hati-hati di jalan ya…
SCENE 03
Di jalan, Rena masih memikirkan apa yang tengah
terjadi di rumah Kristin. Karena situsi tidak seperti biasanya.
Rena:
Apa sebenarnya yang terjadi. Apa mungkin Papanya Kristin sudah balik lagi dan dia telah mabuk lalu membuang pisang goreng itu.
Apa sebenarnya yang terjadi. Apa mungkin Papanya Kristin sudah balik lagi dan dia telah mabuk lalu membuang pisang goreng itu.
Oh Tuhan semoga apa yang aku pikirkan ini tidak benar.
Tapiii… kenapa pisang goreng itu berhamburan di
lantai. Kenapa pula wajah tante Sandra
sangat sedih..
SCENE 04.
Kristin di jalan.
Pikirannya kecut. Hatinya gelisah oleh pemberontakan
kecil.
Lalu duduk tidak jauh dari Tommy, Bella, Manuel.
Di sudut lain. Tommy, Manuel dan Bella tengah
berbincang.
Bella:
(FB lewat handphone)
Status yang simple aja udah banyak yang like, baru
tiga menit lalu aku nulis “kayaknya aku harus ganti pacar nih” e..e..e….. yang
koment ada tiga belas…
Huft, susah juga ya kalo jadi selebriti..
Manuel:
Hahahahhaha….
Bella…bella…
Hei, kau itu bukan selebriti top. Kalo selebriti top itu sering digosipin. Tapi kau, selebriti penggosip.
Hahahahhaha….
Bella…bella…
Hei, kau itu bukan selebriti top. Kalo selebriti top itu sering digosipin. Tapi kau, selebriti penggosip.
Bella:
He Nuel.. nggak ngaruh githu lho.
He Nuel.. nggak ngaruh githu lho.
Yang jelas aku
ini artis FB, Bellachelalumenanti Kekasih Hati.
Kamu add aku
langsung confirm.
Manuel:
Pe de amat nih anak hahahahaha…
Pe de amat nih anak hahahahaha…
Kristin yang beberapa saat memperhatikan mereka
bertiga. Mencoba memberanikan diri untuk bergabung.
Kristin:
Hi.. bisa aku bergabung.
Hi.. bisa aku bergabung.
Bella menatap sinis ke arah Kristin. Sedangkan Tommy
dan Manuel menyambut baik-baik.
Manuel :
Hei Kristin. Ayo duduk sama-sama kita.
Bella:
Kok tiba-tiba cuacanya jadi panas gini ya…?
Kok tiba-tiba cuacanya jadi panas gini ya…?
Kristin memahami maksud ucapan bella yang menyindir kehadirannya.
Tapi ia tak perduli.
Kristin:
Lagi main game ya Tom?
Lagi main game ya Tom?
Tommy:
Nggak.. ini lagi baca Online News.
Nggak.. ini lagi baca Online News.
Kalian dengar nih.
Dalam setiap lima menit, 11 anak Indonesia terpaksa
putus sekolah.
Tujuh diantaranya menjadi pembantu rumah tangga.
Lainnya menjadi buruh, pelacur, dan anak
jalanan.. (menghela nafas panjang)
Kasian juga yah…
Bella:
(sinis)
Wajar aja.. mereka itu pasti anak-anak orang miskin. Kalo jadi pembantu RT baguslah. Kayak
(sinis)
Wajar aja.. mereka itu pasti anak-anak orang miskin. Kalo jadi pembantu RT baguslah. Kayak
dirumahku.
Tapi, kalo yang jadi pelacur itu ujung-ujungnya karena tuntutan gaya… udah tahu gak bisa kayak
Tapi, kalo yang jadi pelacur itu ujung-ujungnya karena tuntutan gaya… udah tahu gak bisa kayak
kita kita masih aja dipaksain akhirnya kebobolan.
Tommy:
Hus.. kamu bicaranya kok gitu. Seharusnya kamu itu bersyukur gak seperti mereka. Kamu lahir
Hus.. kamu bicaranya kok gitu. Seharusnya kamu itu bersyukur gak seperti mereka. Kamu lahir
di tengah keluarga yang mampu. Coba kalo kamu jadi
seperti mereka.
Manuel:
Ia benar. Coba kamu ambil kaca. Perhatikan gayamu, makeup mu udah berlebihan. Nggak cocok
Ia benar. Coba kamu ambil kaca. Perhatikan gayamu, makeup mu udah berlebihan. Nggak cocok
anak SMP gaya githu. Kalo mau kelihatan cantik dan
terhormat, gayamu harus seperti Kristin.
Alami tanpa warna merah-merah di pipi. Iya kan Tin.
Kristin:
(tersenyum paksa)
(tersenyum paksa)
i…iya…
Bella:
(kesal)
Susah ngomong sama orang-orang udik.
(kesal)
Susah ngomong sama orang-orang udik.
(langsung pergi)
Manuel:
Hahahahahaha… siapa suruh berkawan sama orang-orang udik. Hahahahahaha…
Hahahahahaha… siapa suruh berkawan sama orang-orang udik. Hahahahahaha…
Kristi termenung. Memikirkan apa yang barusan mereka
bicarakan.
Tommy:
Tin, kamu lagi mikiran apa?
Tin, kamu lagi mikiran apa?
Kristin:
Tom, selama ini aku salah..
Tom, selama ini aku salah..
Manuel:
Iya.. kamu memang salah, kamu nggak sadar kalo kamu itu cantik. Iya kan Tom…?
Iya.. kamu memang salah, kamu nggak sadar kalo kamu itu cantik. Iya kan Tom…?
Tommy:
Nuel…Nuel…selalu saja…
Nuel…Nuel…selalu saja…
Kristin:
Bukan itu maksudku Nuel. Kesalahanku selama ini aku sudah mulai terpengaruh dengan
Bukan itu maksudku Nuel. Kesalahanku selama ini aku sudah mulai terpengaruh dengan
lingkunganku. Sebenarnya aku itu sudah punya
segalanya..
Aku pulang dulu yah…
(keluar sambil berlari kecil)
Manuel:
Lalu.. maksudnya apa?
Lalu.. maksudnya apa?
Tommy:
Kamu aja nggak tahu apalagi saya...
Kamu aja nggak tahu apalagi saya...
Sebaiknya kita pulang juga..
(keluar)
SCENE 05.
SCENE 05.
Kristin sampai di rumah.
Kristin:
Tuhan. Semoga mama mau memafkan aku
Tuhan. Semoga mama mau memafkan aku
Aku takut kalau mama tidak memaafkan aku.
Ampuni aku Tuhan. Aku tidak mau jadi anak yang
durhaka.
Mama masuk. Wajahnya sangat sedih. Suara isak tangis
terdengar.
Kristin:
(berpaling ke arah suara tangis)
(berpaling ke arah suara tangis)
Mama?
Keduanya berpelukan.
Keduanya berpelukan.
Mama:
Kristin. Maafkan mama bila mama terlalu banyak salah padamu
Kristin. Maafkan mama bila mama terlalu banyak salah padamu
Kristin:
Nggak ma. Kristinlah yang harus minta maaf. Kristin terlalu banyak menuntut tanpa peduli keadaan mama. Kristin telah salah Ma. Kristin tidak akan lagi mengeluh. Kristin tidak akan lagi menuntut terlalu banyak. Kristin janji akan menjadi Kristin yang baru di tahun baru ini..
Nggak ma. Kristinlah yang harus minta maaf. Kristin terlalu banyak menuntut tanpa peduli keadaan mama. Kristin telah salah Ma. Kristin tidak akan lagi mengeluh. Kristin tidak akan lagi menuntut terlalu banyak. Kristin janji akan menjadi Kristin yang baru di tahun baru ini..
Music Instrument…… Selesai
Nama :
Marissa
Nim :
2009112051
Kelas :
6B
Puisi
” Tersenyum Dalam Sepi “
Disini ku berdo’a
Merangkum rindu
bersajak cinta
Memandang langit
menebar asa
Jenuhku akan semua
Jauh dari nyata
yang ku damba
Yang aku tahu...
Satu bintang
menghilang dari hidupku
Satu cinta telah
pergi dari hatiku
Satu harapanku
musnah bersama dustamu
Sayang itu tak lagi
ku nikmati
Terasa hambar
setitikpun tak memberi arti
Aku lelah pada
dunia yang ku jalani
Semangat ku
tebarkan namu hati terasa mati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar