Senin, 04 Juni 2012

Tugas Akhir


Nama : Ice Trisna Wati
NIM    : 2009112054
Kelas  : 6.b


Takdir Itu Pilihan Tuhan

Perang pedang dan kuda
Menyair padang luas itu dunia
Musuh bersiap menghunus jawabnya melawan
Darah tumpah menjadi lautan

Kertas pena dan tinta
Menggambar melukis dan menulis
Semua itu menggores tentang kehidupan
Dan jawabannya itu adalah pilihan

Hidup dan mati
Jiwa ataupun raga
Itu bukan pilihan
Itu kehendak Tuhan

Rambut ikal keriting ataupun lurus
Tubuh ramping gendut ataupun cungkring
Mata bola tajam ataupun sipit
Keturunan Jawa Batak Sunda maupun Sumatera

Bedebah dengan masalah
Itu hanya cobaan
Sulit mengerti hidup saat hidup terasa sempit menghimpit
Sabar?
Tuhan tak melihatmu dengan mata sipit
Jika pilihannya harus perang
Jika pilihannya adalah takdir
Jika pilihannya harus memilih
Satu hal yang aku & kau tau

Kebaikan itu bukan pilihan namun kewajiban
Aku menyerah Tuhan atas takdirmu







Nama : Ice Trisna Wati
NIM    : 2009112054
Kelas  : 6.b

Tikus Kepala Hitam

Nama lelaki itu paulus. Mirip nama orang suci salah satu agama. Berhubung pekerjaannya tak mendukung kemansyuran nama yang disandangnya, maka dia lebih sering dipanggil paul. Mungkin bisa dikonotasikan sebagai bodah, bloon atau apalah!!!
Dia bekerja sebagai kacung merangkap keamanan di kantor satmana. Sejak mengajukan lamaran kepada suk, sang lurah, dia sudah diwanti-wanti agar menjadi kacung teladan, serta petugas yang mengamankan seluruh kantor dari para tikus kepala hitam.
“ kau tahu kan, sekarang banyak tikus berkepala hitam di kantor ini”, kata suk kala itu. Paul tersenyum. Dipikirannya, pandai juga seorang lurah seperti dia berkelakar. padahal paul beranggapan, ketika pertama kali mereka bertemu, suk adalah lurah yang pelit senyum dan doyan marah. Suk berkumis, juga berbibir tebal. Tapi paul salah, penampilan tak menunjukan jati diri seseorang.
Kehadiran lelaki yang satu ini menjadi kacung dikantor kelurahan, tak hanya banyak membantu kelancaran operasional. Termasuk juga kelancaran mulut-mulut karyawan, terutama perempuan, untuk tertawa lebih lebar dari biasanya. Dia menjadi bahan banyolan, bahkan cenderung olok-olokan. Tapi bagi paul, membuat orang tertawa adalah pahalah. Kan lebih baik ketimbang membuat mereka manyun setiap hari, yang ujung-ujungnya menjadi musuh.
Paul ingat pesan suk beberapa bulan lalu. Selain kacung, dia juga merangkap sebagai petugas keamanan. Maka meski suka dijadikan bahan banyolan karyawan, dia tetap memcermati seorang demi seorang. Apa saja yang mereka bawa pagi-pagi, dan apa yang dibawah pulang ketika senja. bahkan gerak gerik mereka selama dikantor kelurahan selalu dalam pantauan paul. Suk menjadi senang. Dia berharap tak ada tikus kepala hitam lagi berkeliaran di kantornya. Bila tidak, misalnya ada satu atau dua orang yang berlaku seperti tikus, alangkah malunya suk. Bisa-bisa dia di berhentikan secara tidak hormat, apabila petugas pemeriksa dari kecamatan melakukan sidak dan mendapati kantor suk telah dikacaukan tikus berkepala hitam.
Paul merasa lega, berbulan dia bekerja dikantor itu, tak ditemukannya tingkah pola karyawan yang mengindikasikan sebagai tikus kepala hitam. Hingga disuatu hari , karyawan baru datang. Seorang perempuan berusia sekitar duapuluh lima tahun. Berbadan langsing tapi berpantat dan dada berukuran jumbo, paul serasa berada ditaman bunga ketika sedang berpapasan dengannya . wangi bukan main perempuan itu, hingga karyawan laki-laki sampai tak betah alpa. Mereka selalu epat masuk kerja pulang setelah istri mereka menyuruh pulang.
Dari perasaan kagum, dan mungkin cinta, lambat laun syakwasangka paul terhadap perempuan itu meyeruak. Dia heran, setiap pulang kerja perempuan itu selalu menyempatkan diri kelemari logistic, ketika paul mengintip ternya ia mengambil puluhan lembar ketas HVS dari lemari itu. Saat berpapasan dengan paul sambil menenteng kertas-kertas itu ia berkata” bapak’ (maksudnya suk) menyuruh saya melemburkan tugas dikantor dibawah kerumah, pail hanya terdiam. Karyawan yang rajin, meski setauh paul seluruh karyawan senior dikantor itu selalu menyelesaikan tugas dikantor, tak sampai dibawa kerumah. Pekerjaan dikantor harus diselesaikan dikantor, kalaupun tidak selesai masih ada hari esok. Cukup jauh juga dia mengekori iis perempuan itu disapa, setelah menumpang becak, perempuan itu berenti didepan sebuah warung, tepatnya tokoh kecil. Ada apa dia berhenti didepan toko alat-alat tulis? Batin paul, aha, titik terang mulai datang! Dia pasti menjual kertas HVS dan pena kantor kelurahan di toko itu. Tapi tiba-tiba ada anak kecil yang keluar dari dalam dan memenggil iis dengan sebutan mama. Paul melihat papan merek yang tertempel didinding bagian atas toko “ Toko Iis”.
Jiwa patriot paul muncul, barang-barang yang dicuri iis tak hanya milik kantor kelurahan, melainkan milik kantor kecamatan, milik kantor provinsi, milik kepresidenan dan milik rakyat.
Maka pagi-pagi ketika hanya suk dikantor selain paul tentunya, paul langsung menerobos masuk keruangan sang lurah . pintu ditutup, dikunci rapat-rapat, suk yang tenga membaca Koran heran, matanya melotot kepinggir meja. Maksudnya, dimana kopinya??
“Maaf, pak! Belum sempat membuat kopi, ini ada berita penting.”
Lebih penting apa dari kopi ku? Suk geram.
Ada tikus berkepala hitam dikantor kita pak!
Tikus berkepala hitam, Suk melemparkan Koran pagi kemeja. “siapa”?
“iis”! jawab paul tegas. Suk hanya menggumam, kemudian duduk kembali kebelakang mejanya sambil membaca Koran pagi. Seolah tak terjadi apa-apa. “ dia suka maling kertas HVS dan pena pak!
Mungkin dia memang perlu kertas, “pena” kejar paul kalau tak memakai pena bagaimana bisa menulis?
Tapi dia hampir tiap har membawa barang-barang itu pak! Suk merengut. Dilihatnya lagi sudut meja. Tapi paul tak peduli . menangkap tikus kepala hitam lebih penting dari pada secangkir kopi!
“ ah, hanya sedikit. Mungkin untuk mengerjakan tugas kantor. Suk melotot, buatkanlah kopi saya! Kau ini kacung belagak Interpol pula.
Sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit . Negara bisa ambruk pak, keluhnya. Suk terdiam, bukan kan saya selain kacung bapak rangkapkan sebagai petugas keamanan? Lanjutnya.
Suk cuek bebek. Karena kesal tak ditanggapi sang lurah, paul berkoar kekaryawan lain. Bahkan di menceritakan lebih rinci, karena kemungkinan iis menjual barang-barang invertaris kantor itu. Iis mempunyai toko alat-alat kantor.
Suasana menjadi heboh, bahkan sampai ketelinga iis, juga ketelinga suk. Tak lebih lama hari berselang, paul di panggil keruangan kepala kelurahan alias suk. Lelaki yang sekarang kelihatan begitu menyeramkan, menyerahkan paul sebuah amplop.
“ ada apa pak! Isi amplop ini mau difotokopi?
Tidak kau baca saja isinya! Geram suk. Paul menyobek pinggiran amplop. Kemudian bola matanya hampir keluar dari cangkangnya. Paul diberhentikan secara tidak hormat.
Apa salah saya pak? Kejar paul.
Kau mempermalukan kantor kita seakan tak bersih.
Tapi emang saya menemukan tikus kepala hitam dikantor ini!
Kau terlalu cepat mengambil kesimpulan, sudah keluarlah!
Bukan main kecewanya hati paul, dia berjalan terseok-seok keluar kantor kelurahan. Dia membayangkan anaknya yang ingin mndaftar sekolah di SMP Negeri. Ah dari mana paul memproleh uang pangkal demi sekolah anaknya itu?
Sepuluh hari setelah pemecatannya, paul terpaksa bekerja sebagai pemulung. Dia bekerja mengenakan topi, dengan mulut ditutup saputangan. Selain menghindari bau sampai ia juga ingin menyamarkan jati dirinya. Masa petugas kelurahan tiba-tiba menjadi pemulung.
Paul melihat toko iis bersama kawannya. Saat itulah mobil sik berhenti. Suk terburu-buru masuk ketoko iis.
Kawan paul berkata, “enak sekali menjadi lurah, ya! Duitnya banyak. Objeknya banyak. Pantas saja ia berhasil menjadikan iis sebagai istri simpanannya.” Paul terperanjat. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. Dia hanya pemulung.










Nama : Ice Trisna Wati
NIM    : 2009112054
Kelas  : 6.b

Kelicikan Seorang Calon Bupati

Pak Abdullah = Calon Bupati
Bu Jamie = Calon Bupati
Mas Bara = Wartawan Licik
Mas Ahmad = Wartawan Baik
Yanto = Orang miskin
Teh Ana = Warga
Neng Ceuceu = Warga

Disebuah tempat , yaitu kota Badromance akan digelarkan pemilihan Bupati baru. Para calon Bupati saling bersaing dan sibuk mempromosikan dirinya masing-masing. Dan pada pagi itu para kandidat siap untuk diwawancara.

Mas Bara : Untuk ibu Jamie silahkan mempromosikan diri. (di shoot)
Bu Jamie : Baik.. hmm, untuk para war- a.. masyarakat Badromance, saya harap patsitirpasi.. papartisipasinya dalam memilih saya menjadi calon maksudnya menjadi Bupati. Coblok nomor 2 .. pojok kiri atas belok kanan, terima kasih. (nervous)
Mas Ahmad : (bingung) baik terima kasih bu. Lalu selanjutnya silahkan Pak Abdul .
Pak Abdul : Ass, Selamat pagi masyarakat Badromance. Calon saja tidak cukup bagi saya. Menjadi bupati adalah impian saya. Memakmurkan wilayah adalah keinginan saya. Semoga anda memilih saya. Coblos nomor 3 tengah atas kurang 2.
Mas Bara : terimakasih untuk para calon Bupati untuk waktunya dan demi terlihatnya sportifitas antar calon silahkan untuk saling berjabat tangan .

BJ + PA : coblos no 2 , coblos no 3 (berjabat tangan ala panco)

Setelah selesai diwawancarai ada kegundahan didalam hati Bu Jamie karena pada saat tadi berorasi dia merasa orasinya kurang meyakinkan dan bagus untuk masyarakat. Dan timbulah niat licik Bu Jamie yang mengandalkan Mas Bara sebagai wartawan. Dan tidak sengaja Mas ahmad seorang wartawan juga mendegar percakapan mereka.

Mas Bara : (sedang melihat hasil jepretannya)

Bu Jamie : Aduh! Promo saya tadi sangat ancur. Jika seperti itu masyarakat pasti tidak memilih saya. (melihat kepada mas Bara) Hmm Mas! Mas wartawan!!
Mas Bara : Iya saya bu, ada apa?
Bu Jamie : saya ingin punya bisnis denganmu. Upah pasti terjangkau, berminat?
Mas Bara : Oh boleh bu. saya butuh sekali uang untuk istri saya. Syaratnya apa bu?
Bu Jamie : bantu saya agar saya bisa menjadi bupati. Kamu sanggup?
Mas Bara : Hmm.. (nelen air liur) demi istri saya. Saya sanggup bu.
Bu Jamie : saya tidak mau tau caranya bagaimana. Itu terserah kamu, asalkan saya menjadi Bupati. Apa kata dunia kalau tahu saya tidak jadi bupati? Maluu...
Mas Bara : Baik bu. Akan saya lakukan. (tarik nafas)


Di sebuah desa, terlihat para warga sedang mencuci pakaian di sungai dan mengobrol mengenai pemilihan bupati tersebut.

Teh Ana : Neng... neng ceuceu!! Eneng!! (nyuntrungin sampe jatoh)
Neng Ceuceu : Aduh sih teteh. Meuni eksogen. Ada apa atu teh?
Teh Ana : eh nyak si eneng, sst! tong toak atu neng. Rahasia ini teh!
Neng Ceuceu : Rahasia apa teh? Teteh punya pacar ya?
Teh Ana : Bukan atu neng. Itu pemilihan Bupati eneng mau milih siapa?
Neng Ceuceu : Eh itu geura teteh nya. Suganteh apa. Teteh mau pilih siapa atuh?
Teh Ana : Eh neng ceuceu ma! (nyuntrungin sampe jatoh lagi) pan teteh yang duluan. Kumaha neng teh?
Neng Ceuceu : ooh iya maaf atu teh. Gimana ya? Bingung eneng juga.
Teh Ana : Teteh ma suka Bu Jamie ah orangnya cantik.
Mas Ahmad : Eh neng, ass...
Teh Ana + Neng Ceuceu : waalaikumsalam...
Teh Ana : Eh nembeh uih a? Pulang dari mana?
Mas Ahmad : Biasa ngewawancara calon bupati. Nuju naraon ini teh?
Neng Ceuceu : Biasa a, nyeuseuh. Eh aa teh tos ngawawancara calon bupati?
Teh Ana : Gimana atu a, mana yang bagus? Ana teh bingung mau pilih siapa?
Mas Ahmad : Sebenernya Bu Jamie sama Pak Abdul teh sama-sama bagus. Tapi..
Neng Ceuceu : Tapi apa atu a?
Mas Ahmad : aa teh ngga sengaja ngeliat Bu Jamie tadi lagi ngobrol berdua sama wartawan si Mas Bara. Ga tau tah ngomong apa, tapi keliatannya mencurigakan.
Teh Ana : Alah siah, atu eta mah bahaya! Moal milih bu Jamie kalo gitu ma.
Neng Ceuceu : Bentar dulu atu teh. Jangan suudzon dulu, bener ngga a?
Mas Ahmad : iya bener. Tapi tadi bu Jamie pas promo ngga bagus kalo merutu aa mah.
Teh Ana : Tah bisa aja ada hubungannya. Takutnya bu Jamie nyogok warga lewat Mas Bara. Tapi ngga tau juga itu baru perkiraan Ana. Mas Bara teh yang mana?
Mas Ahmad : Ini liat fotonya.. Gini aja atu sekarang ma, jangan dulu berpikiran buruk. Takutnya salah. Aa duluan ya, masih banyak tugas editannya.. ass...
Teh Ana + Neng ceuceu : Waalaikumsalam...

Keesokan harinya, Mas Bara menjalankan aksinya untuk mempromosikan bu Sumarti Sum kepada para warga. Dan salah satu warga yang ia suap adalah orang miskin yang pasti sangat membutuhkan uang.

Mas Bara : Aduh! Warga sini pada kemana ya? Sepi.. (sambil foto2.. cekrek) Astaghfirullah! Apa itu yang hitam?
Yanto : Hideung Mas? Saya yang hideung masih orang bukan jin.
Mas Bara : Oh ndak2! Mas orang asli sunda atau jawa?
Yanto : Oh sanes mas, saya orang arab.. ndak mas bercanda.. saya orang cinta Indonesia!
Mas Bara : (-_______-) iya mas terserah deh. Mas, ngomong2 mas mau ikutan nyoblos calon Bupati kan?
Yanto : ya iya dongs! Maap mas saya emang miskin. Tapi saya gahool ko
Mas Bara : terus mau milih siapa mas?
Yanto : saya bingung mau milih siapa mas! Aduh bingung! Pusing! Pening!!
Mas Bara : Aduh loh ko? Kenapa mas?
yanto : Kepala saya cenat cenut mas. Saya bingung mau milih siapa
Mas Bara : Ko bingung mas? Ngampang ko pilihanya.
Yanto : jelas saya bingung toh saya ndak tau siapa saja calonnya mas.
Mas Bara : (twewewew) --__--. Ndak apa2 mas. Mas pilih no 2 aja. Saya yakin kabupaten kita makmur.
Teh Ana : nengneng, liat deh, itu bukannya Mas Bara yang diceritain si aa tadikan?
Neng Ceuceu : yang tadi ada difoto itu ya? Iya bener itu orang nya.. ayu tangkap atu teh!
Teh Ana : Eh jangan , kita silikidi aja dulu.
Yanto : mau mas! Tapi saya ndak percaya. Takut ditipu saya.. ndak mau mas ndak2
Mas Bara : Mas.. saya bawa uang 500 ribu loh mas.. liat nih tas saya..
Yanto : (tergiur) buat saya mas?
Mas Bara : kalau kamu mau pilih no 2. Tar saya kasih duit ini.
Yanto : gampang mas.. semua.. bisa diatur..
Mas Bara : sip oke deh mas. Ini uangnya..
yanto : makasih ya mas! I’m promise...
Teh Ana : Bang, tadi orang itu siapa ya?
Yanto : saya ndak tau, tadi dia ngasih uang sama saya 5 ribu. Pake syarat coblos2 gitu pokonya.
Neng Ceuceu : coblos apa bang?
Yanto : oh iya ingetin saya ya, nomor 2. Nomor2. Nomor 2.
Para calon gubernur bersiap-siap untuk mengeluarkan isi pidatonya. Untuk lebih meyakinkan masyarakat agar bisa memilih mereka.
Bu Jamie : Ass.. selamat pagi!.. saya sebagai calon Bupati berharap banyak agar anda semua..... dhwfuefegfufytergfhkgfieyftjshgfietfgkjgk7rtfgkjrgf. Terimakasih..

Tepuk tangan...

Pak Abdul : Ass.. selamat pagi!.. saya sebagai calon bupati berharap banyak agar anda semua..... dhwfuefegfufytergfhkgfieyftjshgfietfgkjgk7rtfgkjrgf. Terimakasih.. coblos no 3 tengah atas kurang 2.
Tepuk tangan..

Setelah selesai berpidato, para calon dan wartawan meninggalkan gedung tersebut. Kecuali Bu jamie dan salah satu wartawan yaitu mas bara. Dan mereka tidak tau bahwa Mas Ahmad memata matai mereka.

Bu jamie : Mas, gimana hasilnya?
Mas bara : beres bu! Ibu tenang saja, ibu pasti akan menjadi bupati.
Bu jamie : sip. Ini saya kasih DP nyak dulu.
Mas bara : Dewi Persik bu? (twewewew) Maaf saya sudah punya istri.
Bu jamie : ini DP uang mas... bukan artis.

Dengan rasa yakinpun Mas Ahmad mendatangi Pak Abdul untuk menjelaskan semuanya. Karena mas Ahmad tidak mau ada kelicikan dalam pemilihan bupati ini.

Mas Ahmad : Permisi bapak Abdul, bisa minta waktunya sebentar.
Pak Abdul : oh boleh silahkan duduk. Ada apa mas?
Mas Ahmad : Gini pak, saya mendapat kejanggalan dalam pemilihan bupati ini. Ada yang berlaku curang.
Pak Abdul : Apa???!!!!!
Mas Ahmad : Benar pak! Bu Jamie pelakunya. Dan rekannya yaitu Mas Bara.
Pak Abdul : Bara itu wartawan seperti kamu juga kan? Apa bukti yang kamu punya.
Mas Ahmad : iya Bara itu wartawan juga. Ini pak saya sempat memotret meraka saat berkomunikasi tadi. Mereka sangat terlihat menutupi sesuatu.
Pak Abdul : Jika buktinya hanya ini, publik tidak akan mempercayai sepenuhnya. Dan besok adalah pemilihannya. Lalu bagaimana?
Mas Ahmad : Biar saya selidiki dulu pak. Saya yakin dengan kejanggalan ini.
Pak Abdul : Baik kalau begitu. Silahkan..

Sepulang dari berkerja, Mas Ahmad bertemu lagi dengan Teh Ana dan neng Ceuceu..
Neng Ceuceu : Eh aa, udah pulang?
Mas Ahmad : udah neng. Mau kemana sama Ana?
Teh Ana : ga tau a, bingung. Eh a, tadi kita liat Mas Bara lagi ngobrol sama orang miskin yang tadi. Namanya teh... hmm, si yanto a.
Mas Ahmad : Ngomong apa?
Neng Ceuceu : kayaknya dia lagi nyogok a. Soalnya pas kita tanya Bang Yanto itu bilang Masbara ngasih uang 500 ribu terus bang yanto bilang tolong ingetin nomor 2.
Teh Ana : iya a. Nomor 2 itukan bu Jamie. Apa ngga boleh-ngga boleh, emang bener bu Jamie itu pake cara curang.
Mas Ahmad : Ohh Neng ceuceu. Ana, makasih ya infonya. Aa duluan ya, lagi buru-buru..

Keesokan harinya disaat pemilihan Bupati kota Badromance berlangsung. Keteganganpun dirasakan oleh banyak orang terutama para calon bupati. Semua masyarakatpun memasukan pilihannya kedalam kotak suara..

Teh Ana : Aduh neng! Siapa ya yang bakal jadi bupati kita. Semoga baik amin.
Neng ceuceu : Amin teh. Eneng jadi takut. A Ahmad dimana teh?
Teh Ana : itu jadi Mcnya.
Bu Jamie : Saya yakin siapa yang menag itu yang berhak menjadi bupati. Betulkan Pak Abdul?
Pak Abdul : Betul sekali Bu Jamie. Dan semoga Bupati baru kali ini lebih baik.
Bu Jamie : hhmmm.. dan itu saya Pak Abdul.
Mas Ahmad (MC) : menurut kotak suara yang telah tersedia disini. Yang mendapat voting paling banyak menjadi bupai kota ini yaitu.......... (hah?? bingung) Bu Ja...mi...ee....

Tepuk tangann.....!!!!!!!!!!

Teh Ana : Tunggu!!! (jrengjreng) Intruksi!! Pemilihan ini berjalan tidak sportif. Ada yang bertingkah curang didalam pemilihan ini.
Mas Bara : Kamu cuman wanita desa. Tidak tau apa-apa. semua berjalan sportif ko.
Bu Jamie : Hanya kamu yang tidak memilih saya. Mungkin kamu benci sama saya.
Neng Ceuceu : Tidak. Saya tidak memilih ibu.
(saya juga, saya juga saya juga)
Mas Ahmad : Baik bu Jamie. Mengakulah bahwa ibu sudah bermain curang. Saya punya segala buktinya.
Mas Bara : Sudah bu jamie ibu mengaku saja.
Teh Ana : Diem kamu teh Bara! Kamu juga ikut-ikutan kan, saya teh tau atuh!!
Neng Ceuceu : iya, jadi Bu jamie itu nyuruh mas barakan buat nyogok warga. Nah yang sogok itu bang Yanto.
Pak Abdul : jadi ibu benar melakukan semua kecurangan ini? Sangat licik bu!
Yanto : Baik Bu jamie dan Mas bara. Anda harus saya tangkap. Atas kecurangan dalam pilkada ini.
Neng ceuceu : Ah bang yanto?
Teh Ana : Euleuh! Bang yanto naha kitu?
Mas Ahmad : bang? Bade popolisian?
Yanto : Perlu diketahui. Saya adalah seorang polisi (nyerahin bukti). Saya sengaja menyamar menjadi seorang yang miskin.
Teh Ana : tah! Sudah lah pak polisi tangkap saja!
Mas bara + bu Jamie : dengar dulu. Saya bisa jelaskan. Saya mohon.. jagan tangkap..
Yanto : Ahhhh!!! Diam. Bisa dijelaskan dikantor polisi.
Mas Bara : Bapa atu bapa! Tunggu, aku mau nonton dulu.
Yanto : ya sudah!!!! Saya juga mau kalau gitu.
Neng ceuceu : jadi gimana sekarang?
Mas Ahmad : Jadi. Yang sebenarnya menjadi bupati kabupaten badromance ini adalah...... bapak abdullah...
(we are the champion my friend....)
(tepuk tangan sambil berdiri heboh)
(mas Ahmad berjabatangan dan berpelukan dengan Pak Abdul)

Pak Abdul : Terima kasih akhirnya saya bisa menjadi bupati kabupaten badromance. Terima kasih kepada tuhan yme. Dan kalian semua, tanpa kalian semua kelicikan bu Jamie tidak akan terbongkar. Terimakasih....
Pak Abdullah pun menjadi bupati kabupaten Badromance. Denga penuh percaya diri Pak Abdullah pun memberi jabatan untuk Mas Ahmad. Dan jabatan sekertaris untuk Teh Ana. Tetapi kelicikan Bu Jamie tidak hanya berakhir sampai disini. (jrengjreng) meski dia dipenjara, dia tetap melakukan kelicikannya.

Setelah acara selesai yanto menyeret paksa bu jamie dan bara ke mobil polisi. Dan hingga sampainya di penjara.

Jamie : ih sumpek banget disini, ko bau sih!
Mas Bara : maaf bu, hehe, saya wedduuus!
Jami : haduuuuuhh saya tidak bisa perawatan wajah, spa, apalagi bentar lagi JUSTIN BIEBER konser! Aduh kacau pasti saya ngga bisa nonton (-.-) baraaaa!!
Bara : iya bu? Apalagi? Gara-gara ibu saya jadi masuk penjara kan!
Jamie : eh kamu tidak tau malu!
Sipir : suuutt !! kalian penghuni baru udah ribut aja!!! Ada apa bu jamie?
Jamie : bu sipir cantik. Sini senbentar. saya ingin bisnis, apa ibu mau? Saya kesini bawa kartu kredit sama atm saya. emas juga..
Sipir : hhmmmmm boleh2 terus anda mau apa?
Jamie : tolong dong izinin saya, mau nonton konser Justin Bieber di bali. Jaman gini dipenjara ngga liburan? Gak asik!
Sipir : waaaaahh tidak bisa! Kecuali ibu mau membarnya 300 juta. Mau?
Jamie : ooohh tentu bisa, kamu tidak tau seberapa banyak harta saya ya? Saya turunan berdarah pink!
Sipir : oohh ok! Kalo gitu pasti bisa
Mas Bara : ikuuuuttt..!!
Jamie : (memelototi)

Setelah mereka menyetujui perjanjian itu, akhirnya pada tanggal 23 April, bu jamie diizinkan keluar rutan, dengan alibi menjenguk tantenya yang sakit.
(didalam pesawat)

Jamie : saya sudah seperti selena gomez sepertinya sudah tidak mirip jamie lagi, pasti org2 tidak mengetahuinya.

Ketika itu, bu Jamie sangat menikmati menonton konsernya. Dan disana juga ada pak Abdul dan Mas Ahmad yang sedang refreshing sehabis mengerjakan tugasnya.
Mas Ahmad : (foto2) eh sepertinya orang itu saya kenal. Seperti........ bu jamie [:o] . Eh tapi tidak mungkin, kan dia sudah ada di bui.
Pak Abdul : Suaranya bagus ya!!
Mas Ahmad : Eh pak pak! Liat deh, itu mirip bu jamie ya? Coba liat deh pa!
Pak Abdul : Yang mana? Masa bu jamie ada disini..
Mas Ahmad : yang itu pa, liat geura, ih bapa ya, ngga percaya sama akuh..
Pak Abdul : oh iya... mirip banget! Foto mad foto ahmad! Foto cepet!! Foto foto! Saya bilang foto!!! Buat bukti!
Mas Ahmad : udah bapa sayang! [:*]
Pak Abdul : Telfon Ana! Nanti suruh dia publikasikan foto ini ke media!
(suara telepon)
Mas Ahmad : Haloo...
Teh Ana : halo Mas Ahmad, ada apa toh?
Mas Ahmad : ini Ana, ada bu Jamie lagi nonton konser. Sudah saya foto buat jadi bukti.
Teh Ana : Waduuuh! Bu jamie bukannya di penjara?
Mas Ahmad : Makanya, coba kamu cek ke rutan. Terus tlong publikasikan fotonya.
Teh Ana : fotonya dikirim lewat email aja ya mas.
Mas Ahmad : email Ana apa namanya?
Teh Ana : Anacelaluhbingungtapicayangkaka@yahoo.com
Mas Ahmad : hah?? Panjang amat! Ya sudah nanti saya kirim.

Setelah foto-foto tersebut dipublikasikan oleh Teh Ana. Teh Ana pun segera mengunjungi rutan untuk mengecek keadaan bu jamie.

Teh Ana : Ass!! Bu sipir, bisa saya bertemu dengan bu jamie?
Sipir : oh tidak bisa! Ada perlu apa?
Teh Ana : hmmm, saya mau menjenguk bu jamie..
Sipir : oh bu jamie tidak apa-apa, dia sehat ko. Dia baik-baik saja.
Teh Ana : Tapi bu, saya harus bertemu dengan bu jamie!!!
Yanto : Maaf, ada apa ini? Bu sipir ada apa?
Sipir : ini pak..
Teh Ana : saya mau bertemu bu jamie pak. Tapi bu sipir ini tidak mengizinkan saya.
Yanto : Bu sipir. Izinkan dia masuk!
Sipir : hmmm, tapi pak! Aduh mampus! Ayo bu!!!!!
Teh Ana : Tuhkan bu jamie ngga ada pak polisi. Bu jamie malah berlibur ke bali.
Yanto : apa buktinya?
Teh Ana : ini liat! (foto)
Yanto : bu sipir!!! Apa benar?
Sipir : hmm, anu pak.. hmm anu..
Mas Bara : iya pak! Bu sipir disogok sama bu jamie!
Yanto : ayo bu Ana, kalau gitu kita susuh ke tempat bu jamie.
Teh Ana : baik pak!
Sipir : (mukul2 gitar) aduh ini bahaya!
Mas Bara : bu, dari pada gitarnya dipukul, tak saya maenin..
Sipir : nihh! Ambil saja! (pergi)
Mas Bara : (nyanyi sambil ngegitar) Andai aku ibu jamie.. yang bisa pergi ke bali..
(nyanyi lagu gayus tambunan)

Beberapa hari kemudian...

Mas Bara : nyanyi lagi ah.. andai aku ibu jamie.. yang bisa pergi ke bali..
Teh ana : Gandeng bara!
Mas Bara : L
Mas Ahmad : cepet masukin sel tahanan lagi pak bu jamie nya!
Yanto : Ayo masuk bu jamie! Siap saja anda mendapat waktu tahanan yang lebih lama lagi.
Teh Ana : jangan lupa tuh bu sipir nya.. saruana ieu mah!
Yanto : ibu.. maaf ibu harus jadi tahanan juga!!
Teh Ana : nah! Beres deh! (tos sama mas ahmad)
Yanto : Pak abdul dimana mas ahmad
Mas Ahmad : Pak abdul masih di bali. Masih liburan, lagi refreshing.
Mas Bara : hah di bali? Enak ya ke bali.. aku mau..
Teh Ana : diem kamu teh atu bara2!! Sini mana gitarnya!
Mas Bara : eits bentar dulu, saya mau ngamen..
andai aku bapak abdulloh yang bisa pergi ke bali (nyanyi sambil ngegitar)..

Akhirnya, kelicikan bu Jamie pun berakhir sampai disini. Dan tidak ada lagi suap menyuap yang dilakukan bu jamie. Kota badromance menjadi kota yang sangat tentram, sejahtera, abadi selamanya setelah memiliki bupati seperti bapak abdullah..

Amanat : Jangan melakukan kebohongan, dan kelicikan seperti menyuap. Karena, pada akhirnya perlakuan tersebut pasti akan terbongkar dan mendapat kerugian yang sangat besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar