Senin, 04 Juni 2012

Tugas Akhir


Nama                                : Sulistina
Nim                              : 2009112052
Kelas                            : 6B
Cerpen Persahabatan : NYANYIAN SAHABAT iriman si Wahyu D. Pertiwi biasa cerpen ini mengisangkan sebuah sesuatu, wahh belom jelas sesuatunya heheh, bisa di bilang cerpen sedih karena sebuah persabatan yang sangat sedih dijamin dech cerpen Persabatan ini bikin nangis kalo gak percaya silakan aja di baca
Sudah setengah jam Fia menunggu sahabatnya di bangku taman. Dengan perasaan tak menentu Fia tetap menunggu dan nggak lama lagi orang yang dinanti telah tiba.
“Put, lo kemana aja sih lama banget gue pikir lo nggak dateng,” kata Fia.
“Ya maafin gue datengnya terlambat, di jalan motor gue mogok,” kata Putri dengan menunjuk motornya.
“Ya deh nggak papa Put, yang penting lo dateng.”
“Emang ada apa sih, kok kayaknya penting banget?” tanya Putri heran.
“Put, gue baru dapet kabar dari temanya Raffi katanya dia bakal pindah kuliah ke Samarinda ngikut kakaknya,” kata Fia dengan wajah kecewa.
“Kok gitu .Apa dia nggak sayang lagi sama lo. Maaf Fi, gue keceplosan,” kata Putri.
 “Terus gue harus gimana? Apa gue harus berhubungan sama Raffi dengan jarak jauh. Samarinda itu jauh banget Put?” kata Fia dengan wajah bingung.
“Ya gak papa lagi Fi, toh dia kan juga punya alasan,” lanjut Putri seraya menduduki kursi taman itu.
“Put, gue balik duluan ya, Thank’s Put saran lo?” kata Fia sambil berlari menuju sepeda motornya.
“Yah Fia, gue baru aja duduk belom ada semenit. Mending buka account di twitter aja deh. Hehe,” kata Putri dengan membuka laptop yang dibawanya.
Di malam hari yang sepi. Tidak ada sms atau pun telpon dari sang kekasih. Fia terus memandangi layar HP-nya berharap ada tanda-tanda Raffi memberi informasi. Namun itu hanya harapan semata. Fia dengan jengkelnya menekan tombol-tombol lalu meleponya.
“Kenapa sih HP lo nggak aktif?” Fia bergumam dengan jengkelnya.
Satu jam telah berlalu. Malam terasa semakin larut. Tak lama HP Fia berbunyi.
“Halo Raf, kenapa lo matiin HP lo tadi? Apa lo udah nggak sayang lagi sama gue?”
“Fi, ini gue Putri, lo jangan terlalu mikirin Raffi deh. Emang dari tadi Raffi belum ngabarin lo ya?” tanya Putri.
“Belum Put, mungkin dia udah nggak peduli sama gue lagi.”
“Mungkin dia terlalu sibuk di sana, sampai nggak sempet ngabarin lo. Mending lo jangan terlalu mikirin itu deh nanti lo sakit lagi,” kata Putri menghibur.
“Oke Put.”
“Udah cepet gih sono tidur, besok kan ada kuis nanti lo telat lagi. Lo kalau tidur kan kayak kebo?” ledek Putri.
“Ah, lo tuh tau aja deh Put? Lo ada dimana-mana gitu?” kata Fia tersenyum.
Pagi hari yang cerah. Badan Fia terus menggigil kedinginan. Dengan demam yang cukup tinggi membuatnya tidak bisa berangkat kuliah. Jam dindingnya menunjukkan pukul 08.45 pertanda limabelas menit kuis akan di mulai. HP-nya yang tergeletak tiba-tiba bergetar. Fia harap itu Raffi.
“Halo…,” jawab Fia dengan suara yang lemah.
“Fi, lo kemana aja sih? Gue cari-cari kesono kemari nggak ada juga. Kuis mau mulai nih?”, tanya Putri.
“Put, gue hari ini absen. Asma gue kambuh lagi,” jawab Fia dengan suara yang hampir hilang.
“Gue anterin lo ke rumah sakit ya Fi?”, tawar Putri dengan cemas.
“Nggak usah Put. Lo ikut kuis aja. Di sini kan ada Bibi,” jawab Fia yang hampir pinsan.
“Ya udah deh. Jaga kesehatan lo aja ya jangan sampai ngedrop. Gue masuk kelas dulu ya,” jawab Putri cemas.
“Iya Put.”
Pulang kuliah Putri terburu-buru menuju rumah Fia. Dengan hati yang cemas Putri berharap keadaan Fia lebih membaik dari sebelumnya.
“Fi, Fia…!!!,” teriak Putri mengetuk pintu.
“Non cari siapa?”, tanya Bibi.
“Aku cari Fia Bi, ada?”.
“Maaf non, non Fianya dilarikan ke Rumah Sakit Mutiara Hati tadi pagi oleh keluarganya.”
“Memang parah ya Bi?, di rawat di kamar apa?” tanya Putri.
“Iya non, non Fia tadi pingsan dan sekarang di rawat di kamar Melati.”
“Terima kasih ya Bi,” jawab Putri terburu-buru menuju Rumah Sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar